Iqbal Tawakal

Sometimes i don't feel like going to do something, but i remember i was born like a rich and smart person not a poor or lazy person.
Driver better, Don't Look Back in Anger - Noel Gallagher

Sabtu, 08 November 2014

Mengubah Kalimat Tidak Efektif Menjadi Kalimat Efektif

kalimat efektif pada artikel dari majalah

Posted by : Kintama Senin, 04 November 2013
Dibawah ini adalah artikel yang memiliki kalimat yang tidak efektif, kata yang ditebalkan & dicetak miring merupakan kalimat yang tidak efektif.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJYCBEv992EkWlDxK18tpTJ-2ehK97Cf3PogKO_KV0hr_s59k-rBDWJnh-vqdRjNT2s9NbymYCc81miscWPDSbb5k5HceIeXiWz4sUiz4dxbo-tySP8cdrC3QHJBGmHZZIObS8Gb3CTydE/s1600/majalah.jpg

  M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya kecantol menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih memilih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang gemar membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun silam, berbagai penghargaan dan prestasi telah diraih Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.

Berikut dibawah ini adalah artikel yang sudah diubah menjadi kalimat efektif.

M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang suka membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun lalu, berbagai penghargaan dan prestasi didapat Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.

M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya kecantol menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
- See more at: http://rizukyrikudo.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif-pada-artikel-dari.html#sthash.dCm1l5Q9.dpuf
M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya kecantol menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih memilih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang gemar membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun silam, berbagai penghargaan dan prestasi telah diraih Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.
Berikut dibawah ini adalah artikel yang sudah diubah menjadi kalimat efektif.
M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang suka membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun lalu, berbagai penghargaan dan prestasi didapat Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.
- See more at: http://rizukyrikudo.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif-pada-artikel-dari.html#sthash.dCm1l5Q9.dpuf
Jenis Paragraf di atas adalah :

Paragraf Deduktif, dan Berpola dari Umum Ke khusus.



Sumber : http://rizukyrikudo.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif-pada-artikel-dari.html

M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya kecantol menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
- See more at: http://rizukyrikudo.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif-pada-artikel-dari.html#sthash.dCm1l5Q9.dpuf
Posted by : Kintama Senin, 04 November 2013
Dibawah ini adalah artikel yang memiliki kalimat yang tidak efektif, kata yang ditebalkan & dicetak miring merupakan kalimat yang tidak efektif.

M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya kecantol menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih memilih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang gemar membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun silam, berbagai penghargaan dan prestasi telah diraih Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.
Berikut dibawah ini adalah artikel yang sudah diubah menjadi kalimat efektif.
M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang suka membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun lalu, berbagai penghargaan dan prestasi didapat Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.
- See more at: http://rizukyrikudo.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif-pada-artikel-dari.html#sthash.ziCo8Hb9.dpuf
Posted by : Kintama Senin, 04 November 2013
Dibawah ini adalah artikel yang memiliki kalimat yang tidak efektif, kata yang ditebalkan & dicetak miring merupakan kalimat yang tidak efektif.

M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya kecantol menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih memilih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang gemar membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun silam, berbagai penghargaan dan prestasi telah diraih Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.
Berikut dibawah ini adalah artikel yang sudah diubah menjadi kalimat efektif.
M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang suka membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun lalu, berbagai penghargaan dan prestasi didapat Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.
- See more at: http://rizukyrikudo.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif-pada-artikel-dari.html#sthash.ziCo8Hb9.dpuf

kalimat efektif pada artikel dari majalah

Posted by : Kintama Senin, 04 November 2013
Dibawah ini adalah artikel yang memiliki kalimat yang tidak efektif, kata yang ditebalkan & dicetak miring merupakan kalimat yang tidak efektif.

M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya kecantol menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih memilih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang gemar membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun silam, berbagai penghargaan dan prestasi telah diraih Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.
Berikut dibawah ini adalah artikel yang sudah diubah menjadi kalimat efektif.
M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang suka membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun lalu, berbagai penghargaan dan prestasi didapat Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.
- See more at: http://rizukyrikudo.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif-pada-artikel-dari.html#sthash.ziCo8Hb9.dpuf
Posted by : Kintama Senin, 04 November 2013
Dibawah ini adalah artikel yang memiliki kalimat yang tidak efektif, kata yang ditebalkan & dicetak miring merupakan kalimat yang tidak efektif.

M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya kecantol menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih memilih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang gemar membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun silam, berbagai penghargaan dan prestasi telah diraih Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.
Berikut dibawah ini adalah artikel yang sudah diubah menjadi kalimat efektif.
M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang suka membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun lalu, berbagai penghargaan dan prestasi didapat Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.
- See more at: http://rizukyrikudo.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif-pada-artikel-dari.html#sthash.ziCo8Hb9.dpuf
Posted by : Kintama Senin, 04 November 2013
Dibawah ini adalah artikel yang memiliki kalimat yang tidak efektif, kata yang ditebalkan & dicetak miring merupakan kalimat yang tidak efektif.

M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya kecantol menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih memilih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang gemar membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun silam, berbagai penghargaan dan prestasi telah diraih Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.
Berikut dibawah ini adalah artikel yang sudah diubah menjadi kalimat efektif.
M. FIRMAN SANTOSO
DIRECTOR RAY WHITE KEBAYORAN SENOPATI
Hapal Karakter di Kebayoran Baru
Sempat menekuni profesi sebagai arsitek,  M. Firman Santoso akhirnya menekuni profesi broker properti.  Kebayoran Baru menjadi area yang dikuasai karena lahir dan besar di kawasan ini.
Apa kata M. Firman Santoso, Director Ray White Kebayoran Senopati, tentang pekerjaan yang ditekuninya.  “Meski saya memiliki usaha di bidang lain, tapi fokus saya tetap di bidang properti.  Sejak pertama menekuni industri properti, sulit bagi saya untuk mencintai bidang usaha lain.  Dengan kata lain, apapun usahanya, fashion-nya tetap di properti.  Apakah itu arsitek, atau apapun, yang penting berhubungan dengan properti”, papar Firman.
Cintanya pada bidang properti, bisa jadi karena sejak tahun 1998, bapak dua orang putri ini sudah menekuni bisnis properti.  Cerita bermula ketika jebolan Universitas Parahyangan ini bekerja sebagai arsitek dan kontraktor.  Hanya saja badai krisis ekonomi yang menerpa Indonesia tahun 1997, membuat Firman “banting setir” bekerja sebagai broker properti.  Sebelum membuka kantor Ray White Kebayoran-Senopati, Firman sempat bekerja pada corporate office Ray White Indonesia hingga tahun 1999.  Melihat peluang bisnis broker properti cukup besar, Firman pun  tertarik untuk membuka kantor sendiri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pria murah senyum ini, prospek usaha di bidang jasa pemasaran properti sekunder terutama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat bagus.  Itu sebabnya Firman sangat fokus untuk menggarap pasar sekunder di kawasan elit.  Tak heran kalau ia lebih menambah armada marketingnya ketimbang membuka kantor baru di luar Kebayoran Baru.  “Saya lahir dan besar di Kebayoran Baru ini, sehingga saya kenal betul karakter konsumen di sini.  Selain itu value-nya disini memang cukup bagus.  Kuncinya kita harus bisa memberikan service, team work yang baik, serta bisa menjaga kepercayaan dari klien”, imbuhnya.
Dalam menjalankan usaha sebagai agen properti, lanjut Firman, kerjasama tim sangatlah dibutuhkan.  Tak heran pria yang suka membaca dan main golf ini, berupaya menciptakan suasana kekeluargaaan di kantor yang dipimpinnya.  Kendati begitu, dalam urusan pekerjaan ia menekankan agar tetap serius dan profesional kepada tim marketingnya.
Hasil kerja kerasnya tidak percuma.  Lihat saja, sejak beroperasi 10 tahun lalu, berbagai penghargaan dan prestasi didapat Ray White Kebayoran- Senopati.  Diantaranya adalah sebagai Top Office, Top Selling Principal, serta penghargaan Top Marketing bagio beberapa tenaga marketing di kantor Ray White Kebayoran – Senopati.

- See more at: http://rizukyrikudo.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif-pada-artikel-dari.html#sthash.425Lvug2.dpuf